AHLI SEDOT WC TEKNOLOGI VACUUM DI KOTA PALEMBANG

SEBAGAI PENYEDIA JASA PENYEDOTAN TINJA DAN WC/KLOSET YANG MAMPET/BERMASALAH/PENUH. BERPENGALAMAN SEJAK TAHUN 1980, DIDUKUNG TEKNOLOGI VACUUM, KAPASITAS TANGKI 3000 LTR, PELAYANAN YANG CEPAT, HASIL YANG BERSIH DAN MEMUASKAN. HUBUNGI KAMI DI: 1. 0812 2249 9100 2. 0851 0130 8586 3. 0813 6752 1266 4. 0812 2758 8682 5. 0711 821 212 INSYA ALLAH PUAS DAN MENUNTASKAN MASALAH...

Minggu, 27 Maret 2016

TAFF Septic Tank untuk rumah

TAFF Septic Tank untuk rumah

Rototama Berlianplast 2.008x tayang
LANGGANAN
1
5
0
Diterbitkan tanggal 31 Jul 2015TAFF Septic Tank dapat memenuhi kebutuhan rumah anda akan pengolahan air kotor dari WC, Toilet, kamar mandi, atau dapur.
Air yang keluar sudah bersih sehingga aman untuk dibuang langsung ke got dan tidak mencemari lingkungan

Cara pemasangan yang mudah, kuat dan tahan lama membuat TAFF septik tank menjadi pilihan yang tepat bagi rumah baru anda

Sabtu, 26 Maret 2016

Toilet di Jepang

Toilet di Jepang

Semprotan air di kloset yang dilengkapi bidet untuk membersihkan anus.
Papan kontrol kloset di Jepang.
Toilet di Jepang umumnya lebih maju dibandingkan toilet di negara-negara maju lainnya. Dua jenis kloset yang umum ditemukan di toilet di Jepang adalah kloset jongkok dan kloset duduk.[1][2] Setelah Perang Dunia II, kloset duduk model Barat dan urinoir mendominasi toilet umum. Walaupun demikian, kloset jongkok masih dijumpai di WC umum di Jepang. Di pintu WC umum yang menyediakan kloset jongkok diberi tulisan washiki (和式?, gaya Jepang) atau yōshiki (洋式?, gaya Barat) untuk kloset duduk.
Kloset model Barat yang paling mutakhir adalah kloset yang dilengkapi dudukan kloset yang sekaligus berfungsi sebagai bidet. Hingga Maret 2010, 72% dari seluruh rumah di Jepang sudah dipasangi kloset duduk yang dilengkapi bidet.[3][4][5][6] Di Jepang, kloset yang dilengkapi bidet disebut washlet (ウォシュレット?). Sebelumnya, Washlet adalah merek dagang dari Toto Ltd. yang telah menjadi nama generik. Bergantung kepada modelnya, tutup kloset secara otomatis bisa terbuka ketika ada orang yang mendekati, membersihkan anus dan vulva orang yang duduk di atasnya dengan air dan mengeringkannya dengan hembusan udara hangat, menyiram kloset secara otomatis, menghilangkan bau, dan memiliki tutup kloset yang menutup secara otomatis setelah kloset selesai dipakai.
Kebersihan sangat penting dalam kebudayaan Jepang. Ruangan toilet yang dianggap kotor dibangun terpisah dari kamar mandi. Dalam bahasa Jepang, kata untuk bersih adalah sama dengan cantik. Selain berarti bersih, kata kirei (きれい、綺麗?) dipakai untuk sesuatu yang bagus atau indah; berarti cantik, molek, manis (dipakai untuk wanita dan anak-anak), dan ganteng atau tampan (untuk laki-laki).[7]

SejarahSunting

Batang kayu yang disebut chu-gi asal zaman Nara dan gulungan kertas toilet.
Kawasan pemukiman orang zaman Jomon berbentuk seperti tapal kuda. Bagian tengah merupakan alun-alun tempat berkumpul, dan tempat pembuangan sampah berada di sekeliling pemukiman. Dari penggalian arkeologi di tempat pembuangan sampah ditemukan koprolit (feses manusia dan anjing yang telah memfosil),[8] hingga dapat diambil kesimpulan orang zaman Jomon juga membuang air besar di tempat pembuangan sampah.
Sistem selokan sanitasi kemungkinan sudah dikenal orang zaman Yayoi (300 SM hingga 250 M).[9][10] Sistem selokan umumnya dipakai di pemukiman berukuran besar, mungkin digunakan untuk toilet.
Berdasarkan penemuan di Sakurai, Prefektur Nara, toilet yang dilengkapi air mengalir kemungkinan sudah dibuat sejak awal abad ke-3.[8] Kloset lubang tempat buang air juga diteliti ahli arkeologi di situs Istana Fujiwara yang berada di Kashihara, Prefektur Nara (ibu kota kekaisaran dari 694 hingga 710.[8] Bangunan beratap untuk lubang WC didirikan di lokasi terpisah dari tempat tinggal.
Pada zaman Nara (710 to 784), di Nara ibu kota Jepang sudah dibangun sistem drainase air kotor, dan orang buang air dengan cara berjongkok di atas selokan selebar 10–15 cm. Potongan kayu yang disebut chu-gi dipakai seperti halnya kertas toilet.[8][11] Pada masa-masa sebelumnya, rumput laut juga dipakai untuk mengelap setelah buang air,[12] namun pada zaman Edo, orang Jepang sudah memakai kertas toilet dari washi.[13][14] Di daerah pegunungan, potongan kayu dan daun-daun besar waktu itu digunakan sebagai kertas toilet.[11]
Toilet sering dibangun di atas selokan yang mengalir. Salah satu contoh dari toilet yang bisa membilas sendiri ditemukan di Istana Akita. Toilet dari abad ke-8 ini dibangun di atas aliran sungai yang dialihkan ke selokan.[8]
Walaupun sering ditemukan toilet dengan air mengalir, toilet yang dibangun hanya berupa lubang kakus di tanah justru lebih umum. Toilet seperti ini lebih mudah dibangun dan hasilnya bisa dipakai sebagai pupuk.[15] Ketika agama Buddha merupakan agama utama di Jepang, hewan ternak terlarang untuk dikonsumsi sehingga tidak ada kotoran hewan ternak yang bisa dipakai sebagai pupuk kandang. Kotoran orang kaya dijual dengan harga lebih mahal karena mereka lebih banyak mengonsumsi makanan bergizi.[12]
Berbagai dokumen bersejarah asal abad ke-9 berisi peraturan sehubungan pendirian sistem drainase air bersih dan air kotor, dan rincian tentang prosedur pembuangan limbah kakus.[8]
Narapidana harus diatur agar membersihkan selokan di Istana dan kantor-kantor pemerintah, serta toilet di timur dan barat pada pagi hari setelah turun hujan pada malam hari sebelumnya.
(Terjemahan dari hukum administrasi Ryo-no-shuge)
Berdasarkan alasan sanitasi, bisnis penjualan kotoran manusia sebagai pupuk makin jarang setelah Perang Dunia II. Pada waktu itu di Jepang sudah dikenal pupuk dari bahan kimia, dan kini hanya 1% dari limbah toilet yang digunakan sebagai pupuk.[16][17] Di bidang standar higiene, Jepang jauh lebih maju dibandingkan standar higiene di tempat-tempat lain, terutama di Eropa. Pada zaman dulu, pembuangan kotoran manusia sudah diatur pemerintah di Jepang, sementara di Eropa, air kotoran dibuang begitu saja dari rumah ke jalan-jalan. Orang Barat yang pertama kali mengunjungi Edo begitu takjub dengan kota yang menurut mereka begitu bersih.[17]
Kloset jongkok asal zaman Meiji di rumah orang Jepang kalangan atas dekat Nakatsugawa.
Di Okinawa, toilet dulunya berada di atas kandang babi, dan babi diberi makanan kotoran manusia. praktik ini dilarang pemerintah pendudukan Amerika Serikat setelah Perang Dunia II karena tidak higienis.[18]
Pada zaman Azuchi-Momoyama (1568 to 1600), sistem limbah "Selokan Taiko" dibangun di sekeliling Istana Osaka, dan masih berfungsi hingga sekarang.[9] Sistem selokan modern mulai dibangun pada 1884, ditandai dengan pembangunan selokan dari batu bata dan keramik yang pertama di Kanda, Tokyo.[9] Sistem perpipaan dan sistem selokan makin diperluas setelah terjadinya gempa bumi besar Kanto untuk mencegah terjadinya wabah penyakit bila terjadi lagi gempa berskala besar. Setelah itu, pembangunan selokan baru digiatkan kembali setelah Perang Dunia II setelah adanya pertumbuhan penduduk kota yang pesat. Hingga tahun 2000, sekitar 60% dari rumah-rumah di Jepang terhubung dengan sistem limbah air kotor.[19] Tanggal 10 September ditetapkan sebagai Hari Air Limbah di Jepang.[20][21]
Kloset model Barat dan urinoir mulai dibangun di Jepang pada awal abad ke-20, namun baru populer seusai Perang Dunia II terutama akibat pengaruh orang Amerika pada masa pendudukan.[4] Pada 1977, total penjualan kloset duduk di Jepang sudah melebihi total penjualan kloset jongkok. Perusahaan saniter terbesar di dunia, TOTO memperkenalkan kloset dilengkapi bidet yang disebut Washlet pada tahun 1980.[4]

TerminologiSunting

Dalam bahasa Jepang, toilet disebut toire (トイレ?),[22] dan dapat merujuk kepada kloset atau bangunan tempat lubang kloset berada. Eufemisme untuk toilet adalah otearai (お手洗い?, arti harfiah cuci tangan) yang berarti wastafel untuk mencuci tangan.[23] Dalam bahasa Inggris Amerika, eufemisme serupa juga dipakai untuk kata "bathroom" yang secara harfiah berarti kamar dengan bak mandi atau toilet. Istilah lain untuk toilet adalah keshōshitsu (化粧室?, arti harfiah: ruang berdandan). Istilah keshōshitsu adalah terjemahan dari bahasa Inggris powder room, dan umumnya dipakai oleh toko serba ada dan pasar swalayan.
Kata lain untuk toilet adalah benjo (便所?, kakus) yang berasal dari kata ben (便?) yang berarti kemudahan atau ekskresi. Walaupun dianggap kurang bergaya, kata benjo masih digunakan di toilet-toilet umum,[23] seperti di sekolah, kolam renang, dan tempat-tempat umum. Istilah benjo tidak dianggap kasar, walaupun sebagian orang lebih memilih untuk menggunakan kata toilet atau lainnya.
Perangkat kloset dari keramik (bagian mangkuk dan tangki penampung air) disebut benki (便器?), sementara dudukan kloset disebut benza (便座?).[24] Pispot untuk anak kecil atau orang lanjut usia disebut omaru.
Asosiasi Toilet Jepang merayakan Hari Toilet tidak resmi pada 10 November. Tanggal 10 bulan 11 (11/10 dalam urutan penulisan bahasa Jepang) bisa dibaca ii-to(ire) yang berarti toilet bagus dalam bahasa Jepang.[25]

JenisSunting

Kloset jongkokSunting

Kloset jongkok modern di Jepang, berikut sandal untuk dipakai di dalam toilet. Tulisan di dekat pipa vertikal diterjemahkan sebagai "Mohon berjongkok lebih dekat lagi (dengan lubang)."
Toilet tradisional gaya Jepang (和式 washiki?) termasuk ke dalam jenis toilet Asia[26] yang umum ditemukan di berbagai negara di Asia. Sebagian besar kloset jongkok di Jepang dibuat dari porselen. Di toilet kereta api, misalnya, kloset dibuat dari baja tahan karat. Orang yang menggunakan toilet berjongkok di dekat lubang, dan umumnya menghadap ke tembok.[27] Kloset jongkok seperti ini memiliki sistem air penyiraman (pembilasan) seperti kloset duduk model Barat, dan tidak perlu disiram dengan gayung. Air kotor dialirkan ke dalam sistem pembuangan limbah. Di toilet seperti ini terdapat tuas atau pedal untuk mengeluarkan air bilas. Toilet jongkok juga memiliki dua jenis air bilas, kecil dan besar bergantung jumlah air yang diperlukan.
Kloset jongkok dibagi menjadi dua jenis: kloset yang berada di permukaan lantai, dan kloset yang berada di bagian lantai yang ditinggikan sekitar 30 cm.[28] Bagi pria, mungkin lebih mudah untuk buang air kecil sambil berdiri di kloset yang berada di lantai yang ditinggikan.[2]
Keuntungan dari kloset jongkok adalah mudah dibersihkan, lebih murah, dan menggunakan lebih sedikit air dalam sekali bilasan dibandingkan dengan kloset model Barat. Tidak adanya kontak dengan dudukan kloset membuat kloset jongkok lebih disukai sebagai orang karena dianggap lebih higienis. Walaupun demikian, dudukan kloset tidak mengundang risiko kesehatan yang serius,[29][30] sementara pemakai kloset jongkok risiko terkena kotoran sendiri di bagian kaki. Lubang kloset jongkok di Jepang tidak diisi air sehingga memperkecil risiko terciprat air kotor.
Selain itu menurut penelitian, kloset jongkok memberi sejumlah keuntungan bagi kesehatan.[31] Posisi jongkok menurut penelitan tersebut memperkuat otot-otot pelvis wanita, dan mengurangi kemungkinan inkontinensia.[32] Selain itu, kloset jongkok memperkuat otot-otot pinggul, memperbaiki pernapasan dan konsentrasi. Posisi jongkok juga memungkinkan kotoran untuk lebih cepat dikeluarkan dan tidak tersisa yang merupakan faktor risiko utama kanker usus besar.[33] Penelitian lain membuktikan berjongkok mencegah dan mengobati wasir.[34]
Pancuran di atas tangki penampung air kloset model Barat. Salah satu cara menghemat air. Setelah air bersih dipakai untuk mencuci tangan, air dipakai untuk menyiram.

Kloset dudukSunting

Kloset duduk yang umum di negara-negara Barat dikenal di Jepang sebagai kloset gaya Barat (洋式 yōshiki?). Sekarang ini, kloset gaya Barat, termasuk toilet teknologi tinggi, lebih umum dipasang di rumah-rumah di Jepang daripada kloset jongkok tradisional.[2] Stiker bertuliskan instruksi cara buang air besar dan buang air kecil di kloset duduk masih sering ditempel di apartemen yang dibangun ketika kloset duduk belum populer.
WC umum milik sekolah, kuil, dan stasiun kereta api kadang-kadang hanya dilengkapi kloset jongkok.[2] Walaupun demikian, orang Jepang lebih menyukai kloset duduk untuk toilet di rumah, terutama bila memiliki anggota keluarga lanjut usia, atau keadaan fisik yang menyulitkan posisi jongkok. Di dalam WC umum untuk penderita cacat juga selalu disediakan kloset duduk.

BidetSunting

Panel kontrol nirkabel dilengkapi 38 tombol dan Tampilan Kristal Cair.
Di Jepang, kloset modern disebut washlet (ウォシュレット?) atau kloset duduk pembasuh air hangat (温水洗浄便座 onsui senjō benza?). Kloset jenis ini memiliki beragam fitur dengan teknologi paling mutakhir di dunia.[5] Washlet Zoe adalah produk Toto yang dimasukkan ke dalam Guinness World Records sebagai toilet dengan tujuh fungsi yang paling canggih di dunia. Namun, sebagai produk tahun 1997, Washlet Zoe sekarang sudah kuno dibandingkan model Neorest yang merupakan produk mutakhir dari Toto.[35] Inspirasi membuat washlet bukan berasal dari Jepang. Kloset duduk pertama yang dilengkapi bidet sudah diproduksi di luar Jepang sejak tahun 1964. Era kloset teknologi tinggi baru dimulai di Jepang pada tahun 1980[6] dengan diperkenalkannya Washlet G Series oleh Toto. Sejak itu pula, semua kloset teknologi tinggi di Jepang disebut washlet. Hingga tahun 2002, hampir setengah dari rumah-rumah di Jepang memiliki washlet, dan jumlah rumah yang memiliki washlet justru lebih banyak daripada rumah yang memiliki komputer pribadi.[4][5] Sepintas lalu, kloset teknologi tinggi produk Jepang terlihat seperti kloset duduk biasa, namun di dalamnya terdapat fitur-fitur seperti hembusan angin hangat, dudukan kloset yang hangat ketika suhu udara dingin, pengatur tekanan dan volume semprotan air sewaktu membasuh, tutup kloset yang membuka dan menutup secara otomatis, penyiram kloset otomatis, sistem penyerap bau, dan panel kontrol nirkabel[2] yang berada di samping dudukan kloset atau dipasang di dinding yang berdekatan.[2]
Fitur dasarSunting
Kloset duduk berikut bidet memiliki nosel penyemprot seukuran pensil yang keluar dari bawah dudukan kloset dan menyemprotkan air. Jenis semprotan air bisa dipilih dari panel kontrol, semprotan air untuk anus dan semprotan air khusus untuk wanita.[1][4] Nosel penyemprot sama sekali tidak menyentuh anggota badan pemakai. Sesudah beroperasi, nosel memiliki kemampuan membersihkan diri sebelum ditarik ke dalam dudukan kloset. Nosel yang sama umumnya dipakai untuk membasuh buang air besar atau buang air kecil wanita, namun air disemprotkan dari lubang air dan sudut-sudut yang berbeda agar mengenai sasaran yang tepat. Sejumlah model memiliki dua nosel untuk masing-masing keperluan. Nosel juga tidak akan keluar menyemprotkan air bila tidak ada orang yang duduk di kloset. Model-model awal tidak memiliki sensor seperti ini. Pemakai yang ingin tahu, menekan-nekan tombol sambil berdiri, dan tersemprot air hangat di bagian wajah.[21]
PengaturanSunting
Dari panel kendali kloset teknologi tinggi dapat diatur suhu dan tekanan air sesuai selera pemakai. Menurut setelan pabrik, tekanan semprotan air ke vulva lebih kecil daripada semprotan ke anus. Peneliti di Jepang telah mengetahui bahwa sebagian besar pemakai toilet lebih menyukai suhu air yang optimal adalah sedikit di atas suhu tubuh, yakni 38 °C. Posisi nosel sewaktu menyemprot dapat diatur dari papan kontrol, ke depan atau ke belakang. Washlet produk terbaru memungkinkan pilihan semprotan air yang berdenyut atau bergetar, dan diklaim oleh produsen bisa mengurangi gejala konstipasi dan wasir.[12] Sebagian model washlet mencampur semprotan air dengan sabun sehingga proses pembasuhan bisa lebih bersih.
Pemakai washlet bisa saja tidak lagi memerlukan kertas toilet. Sebagian orang cenderung memakai kertas toilet untuk mengelap sesudah disemprot atau sebelum disemprot. Model-model washlet umumnya dilengkapi kipas penghembus udara yang suhunya bisa diatur antara 40 °C dan 60 °C untuk mengeringkan.[21]
Fitur lainSunting
Selain dudukan kloset yang memiliki pemanas (dapat diatur dari 30 °C hingga 40 °C), washlet juga memiliki tutup yang dilengkapi sensor. Tutup kloset bisa membuka atau menutup bergantung kepada jarak orang dengan kloset.[5] Beberapa model di antaranya memiliki pemutar musik dan pengeras suara agar pemakai bisa santai. Toilet produksi Inax memutar bait-bait pertama dari Op. 62 Nr. 6 Frühlingslied karya Felix Mendelssohn. Fitur lain termasuk penyiraman otomatis, penghilang bau otomatis, permukaan kloset antikuman,[5][35][36] Beberapa model untuk orang lanjut usia memiliki sandaran lengan dan pipa untuk berpegangan ketika ingin berdiri setelah selesai. Tutup kloset juga menutup dan membuka dengan perlahan sehingga tidak bertumbukan dengan dudukan kloset. Model paling mutakhir bahkan hanya menghangatkan dudukan kloset pada jam-jam pemakai diperkirakan akan tiba di toilet berdasarkan rekaman data frekuensi dan pola penggunaan toilet. Model tertentu bahkan berpendar di waktu malam, dan memiliki pendingin udara di bawah dudukan toilet agar pemakai merasa nyaman di musim panas.[5] Toilet juga sudah dilengkapi suara yang bisa menyapa pemakai.
Papan kontrol kloset dilengkapi dengan simbol-simbol (piktogram), namun hanya ditulis dengan aksara kanji. Walaupun dengan simbol saja cukup jelas, pemakai yang tidak mengerti sistem tulisan Jepang mungkin bisa mencoba-coba dengan menekan sembarang tombol.
Pengembangan untuk masa depanSunting
Peneliti di produsen saniter Jepang mulai melengkapi kloset dengan sensor laboratorium yang bisa mengukur kadar gula darah di dalam urin, mengukur denyut jantung, tekanan darah, dan kadar lemak tubuh pemakai.[4][5] Data kesehatan pemakai dapat dikirim ke dokter melalui telepon genggam.[36] Kloset yang mengerti perintah suara manusia sedang dalam pengembangan.[5] TOTO, NAIS, dan produsen lainnya juga sedang memproduksi washlet portabel bertenaga baterai yang bisa dibawa bepergian. Washlet portabel diisi dengan air hangat dari keran sebelum dipakai.

Urinoir di toilet pria dan wanitaSunting

Urinoir modern di Jepang
Urinoir di Jepang tidak berbeda dari tempat buang air kecil di negara-negara lain di dunia. Salah satu perbedaannya, urinoir di Jepang umumnya dipasang lebih rendah dibandingkan urinoir di negara-negara Barat.
Sebelum dan selama periode Meiji, urinoir tidak hanya disediakan di toilet pria, melainkan juga di toilet wanita yang ditujukan bagi wanita yang memakai kimono. Sejak abad ke-20, toilet wanita tidak lagi menyediakan urinoir karena kimono bukan lagi pakaian sehari-hari bagi sebagian besar wanita di Jepang. Urinoir untuk wanita sempat kembali dipasang di toilet wanita ketika TOTO memproduksi urinoir wanita. Walaupun demikian, urinoir wanita tidak pernah populer, dan hanya ada beberapa yang tersisa, termasuk di toilet Stadion Nasional Jepang peninggalan Olimpiade Tokyo 1964.[12]

Perlengkapan toilet khas JepangSunting

Di toilet umumnya diletakkan perlengkapan yang sama seperti toilet di negara-negara lain, misalnya: kertas toilet, sikat WC, dan wastafel. Walaupun demikian, ada beberapa perlengkapan yang tidak ditemui di negara lain, misalnya suara air dari pengeras suara dan sandal toilet.

Suara air dari pengeras suaraSunting

Otohime atau alat yang mengeluarkan bunyi air di toilet wanita. Tombol berwarna hitam ditekan untuk memainkan atau mematikan suara.
Sebagian besar wanita Jepang tidak ingin didengar oleh orang lain ketika sedang buang air kecil.[37] Air disiramkan berkali kali untuk menutupi bunyi sebenarnya dan berakibat pada pemborosan air.[37] Kampanye hemat air ternyata tidak dapat menghentikan kebiasaan ini, sehingga pada tahun 1980-an diciptakan alat yang mengeluarkan suara air menggelontor melalui pengeras suara, tanpa ada air yang dikeluarkan di kloset. Otohime (音姫?, arti harfiah: Putri Suara) adalah salah satu merek alat bunyi air yang populer. Ide nama alat ini diambil dari nama seorang dewi (Otohime putri raja laut Ryūjin). Alat seperti ini hanya dipasang di toilet wanita di Jepang.[37] Otohime dapat berupa alat terpisah yang bertenaga baterai atau merupakan salah satu fitur dari washlet. Alat ini diaktifkan dengan menekan tombol atau melambaikan tangan di depan sensor gerak. Ketika diaktifkan, alat ini mengeluarkan suara air menggelontor seperti toilet sedang disiram. Suara akan berhenti pada waktu yang disetel sebelumnya atau ketika tombol ditekan kembali. Penggunaan alat seperti ini diperkirakan dapat menghemat air hingga 20 liter setiap kali pemakaian.[4]

Sandal toiletSunting

Sepasang sandal toilet
Dalam kebudayaan Jepang terdapat kecenderungan untuk memisahkan lingkungan menjadi kawasan bersih dan kawasan kotor. Dalam rumah dianggap sebagai kawasan bersih, sementara lingkungan di luar rumah adalah kawasan kotor. Sepatu dan alas kaki harus dilepas sebelum memasuki rumah agar alas kaki yang kotor tidak mengotori rumah yang bersih. Toilet pada zaman dulu dibangun di luar rumah, dan orang mengenakan alas kaki ketika pergi ke toilet. Pada zaman sekarang, toilet dibangun di dalam rumah, dan walaupun kondisi higiene sudah jauh lebih baik, toilet masih dianggap tempat kotor.[38] Di rumah-rumah Jepang disediakan sandal khusus toilet (toilet slippers) untuk memperkecil kontak antara lantai toilet yang dianggap tidak bersih dan bagian rumah lainnya yang dianggap bersih. Sandal ini hanya dikenakan sewaktu berada di dalam toilet dan dilepas sewaktu meninggalkan toilet.[2] Sandal toilet tidak untuk digunakan di dalam rumah. Sandal seperti ini biasanya dibuat dari plastik atau karet, dan kadang-kadang diberi gambar karakter anime atau simbol toilet. Orang asing sering lupa melepas sandal toilet ketika keluar dari toilet, dan memakainya di bagian rumah yang lain. Hal ini dianggap tidak sopan karena mencampuradukkan tempat bersih dengan tempat kotor.[39][40][41]

WC umumSunting

Di Jepang, orang tidak akan mengalami kesulitan menemukan WC umum. Toilet tersedia di mana-mana, mulai dari toko serba ada, pasar swalayan, toko buku, toko rekaman, sebagian toko kelontong, dan semua stasiun kereta api. Walaupun keadaan toilet bisa berbeda-beda bergantung kepada lokasi dan pengelola, WC umum di Jepang adakalanya tidak dilengkapi kertas toilet. Pemakai WC umum membawa sendiri kertas tisu atau membeli dari mesin penjual kertas tisu yang ada di dalam toilet.
WC umum pria sering tidak berpintu sehingga pengguna urinoir bisa dilihat orang yang lalu lalang. Gerakan membuat WC umum lebih bersih dan lebih nyaman dimulai di seluruh Jepang sejak tahun 1990-an. Seperti halnya laki-laki di seluruh dunia, pria Jepang tidak jarang buang air kecil di tepi jalan kalau tidak tertahankan lagi.[42][43] Buang air kecil sembarangan disebut tachi-shōben (立ち小便?, arti harfiah: kencing berdiri) dan dipandang sebagai kebiasaan memalukan.

Aspek lingkunganSunting

Kloset modern menggunakan lebih sedikit air daripada kloset model lama. Selain itu, kloset modern dapat membersihkan diri sendiri sehingga mengurangi pemakaian deterjen.[44] Beberapa model kloset bahkan mengatur jumlah air untuk menyiram berdasarkan keadaan dudukan kloset. Bila dudukan kloset diangkat berarti digunakan laki-laki untuk buang air kecil, dan air yang disiramkan lebih sedikit.[35] Toilet modern juga lebih sedikit menggunakan kertas toilet, namun mengonsumsi energi listrik. Menurut perkiraan, sekitar 5% dari konsumsi listrik rumah tangga di Jepang digunakan di kloset modern.[45]

Aspek ekonomiSunting

Dudukan kloset yang bisa naik turun secara otomatis untuk orang lanjut usia.
Washlet di Jepang berharga mulai \15.000 (data Juli 2009).[46] Selain TOTO yang merupakan produsen saniter terbesar di dunia,[47] terdapat perusahaan-perusahaan besar di bidang produk saniter, misalnya: Inax, NAIS, dan Panasonic.
Pada tahun 1997, total pasar toilet berteknologi tinggi di seluruh dunia sekitar AS$800 juta. Pangsa pasar terbesar dipegang oleh TOTO (65%), diikuti Inax (25%) sebagai produsen saniter terbesar nomor dua.[6][21] Pasar terbesar washlet adalah Jepang, dan menurut laporan TOTO, penjualan produk di luar Jepang hanya sekitar 5% dari pendapatan total mereka.[6] Pasar terbesar kedua adalah RRC. TOTO menjual lebih dari 1 juta washlet per tahun. Di Amerika Serikat, TOTO per bulannya menjual sekitar 600 unit (tahun 2001) hingga 1.000 unit (tahun 2003). Di Eropa, TOTO hanya menjual 5.000 washlet per tahun.[6] Walaupun hanya terbatas sebagai barang aneh bagi sebagian besar orang, washlet makin banyak dipasang di Eropa, terutama di toilet-toilet untuk penyandang cacat.
Ada sejumlah alasan yang menyebabkan rendahnya angka penjualan washlet di luar Jepang. Salah satu alasan utama, konsumen perlu waktu untuk terbiasa dengan konsep washlet. Penjualan washlet di Jepang mulanya sepi ketika alat ini diperkenalkan pada tahun 1980. Setelah orang menjadi terbiasa, penjualan meningkat dengan tajam sejak tahun 1985. Sekitar tahun 1990, 10% rumah tangga di Jepang memiliki washlet, dan jumlah ini meningkat hingga 50% pada tahun 2002.[6] TOTO mengharapkan angka penjualan washlet terus meningkat di luar Jepang. Salah satu alasan lainnya adalah tidak adanya stop kontak di dalam toilet. Dibandingkan toilet di Jepang yang hampir selalu ada stop kontak, toilet di Australia, Selandia Baru, Irlandia, Britania Raya, dan banyak negara lainnya tidak memiliki stop kontak.

Saat Tepat Mengajarkan Toilet Training

Saat Tepat Mengajarkan Toilet Training

22 September 2015 15:00:00
By : Rianti Fajar Saat Tepat Mengajarkan Toilet Training
Dengan toilet training maka anak tidak perlu mengandalkan diaper lagi. (flickr/alohateam) 
Popok merupakan sesuatu yang sulit dipisahkan dari anak-anak. Namun Anda tentu tidak ingin anak selamanya menggunakan popok, bukan? Pada usia tertentu sebaiknya anak sudah diajarkan untuk segera pergi ke toilet saat ia ingin buang air. Orangtua pun perlu tahu bagaimana cara mengajarkan toilet training pada anak. Dengan mengajarkan toilet training sesuai dengan usia yang disarankan dan dengan cara yang tepat maka anak tidak akan tergantung dengan popok lagi.
Toilet training dapat disesuaikan dengan tumbuh kembang anak. Umumnya, anak akan siap untuk memulai toilet training saat ia berusia 22 hingga 30 bulan. Pada usia tersebut, anak sudah siap secara fisik untuk pergi ke toilet. Toilet training akan lebih mudah dilakukan saat anak sudah siap secara fisik dan mental.
Waktu yang tepat
Untuk memulai toilet training, ada beberapa kesiapan dalam diri anak baik dari segi fisik maupun mental yang harus Anda ketahui. Fisik anak-anak biasanya akan lebih dulu siap sebelum siap secara emosional. Berikut waktu yang tepat untuk memulai toilet training:
1. Saat fisik anak siap
Pada usia 22 hingga 30 bulan, anak sudah mampu mengontrol otot usus dan kantung kemihnya. Untuk mengetahui apakah anak Anda sudah memiliki kemampuan tersebut, ada beberapa hal yang bisa Anda perhatikan. Di antaranya adalah anak memiliki waktu buang air besar yang teratur, tidak buang air besar pada malam hari, dan popok dalam keadaan tetap kering setelah dua jam atau lebih.

2. Tumbuh kembang anak siap
Saat anak sudah bisa duduk dan berjalan, maka proses toilet training akan menjadi lebih mudah. Selain itu juga saat anak sudah tahu kapan ia ingin buang air dan memberitahukannya pada Anda. Ini merupakan salah satu pertanda baik bahwa anak sudah siap untuk memulai toilet training.

3. Siap secara mental
Sebelum memulai toilet training, komunikasikan dulu pada anak. Setelah itu perhatikan reaksinya. Apabila anak tidak lagi menangis saat harus melepas popok dan menuruti saat Anda mengajaknya ke toilet, maka anak sudah siap untuk toilet training. Sebaliknya, bila secara mental anak terlihat belum siap, Anda harus mencari cara lain agar rencana toilet training tidak berhenti begitu saja.

Tahapan toilet training
Saat usia anak sudah cukup dan anak sudah siap secara fisik, sebaiknya Anda tidak menunda-nunda untuk segera melakukan toilet training. Lamanya proses toilet training berbeda pada setiap anak. Kebanyakan anak harus melalui proses tersebut selama satu hingga tiga bulan sebelum akhirnya mengerti. Biasanya anak perempuan akan lebih cepat melewati proses ini daripada anak laki-laki. Beberapa tahapan yang bisa Anda lakukan adalah:
1. Ciptakan kebiasaan
Biasakan untuk ke toilet, sebelum atau sesudah tidur. Apabila hal tersebut rutin dilakukan, maka itu bisa jadi kebiasaan yang baik. Anak juga jadi semakin tahu kapan harus ke toilet. Selain sebelum dan sesudah tidur, biasakan juga untuk ke toilet sebelum keluar rumah. Dengan begitu Anda tidak perlu khawatir anak akan ngompol saat berpergian.

2. Temani
Saat toilet training, usahakan untuk selalu mendampingi anak. Hal ini akan membuat anak merasa didampingi dan menjadi lebih tenang dan dapat menyiapkan mental anak lebih baik lagi. Selain itu, ini juga penting untuk menjamin keamanannya.

3. Perkenalkan lingkungan toilet
Perkenalkan mengenai kloset, cara menggunakannya, dan apapun yang harus digunakan untuk membersihkan diri setelah buang air. Bila perlu, belilah sabun atau cairan pembersih dengan botol yang menarik.



Edukasi Sanitasi di Sumba Barat

Edukasi Sanitasi di Sumba Barat

05 Februari 2015 11:25:00
By : Rianti Fajar Edukasi Sanitasi di Sumba Barat
Anak-anak dapat menjadi agen perubahan untuk edukasi sanitasi pada masyarakat. (flickr/wwworks)
Project Sunlight, kerjasama antara Unilever dan Save The Children akan menyediakan edukasi dan pembangunan fasilitas sanitasi yang layak untuk 21 sekolah dan 4.600 anak-anak di Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT). Program ini juga mendapat dukungan dari 8 juta masyarakat Indonesia yang turut berpartisipasi dengan cara menonton video inspirasional, memberikan ide dan menjadi sukarelawan dalam dua bulan sejak peluncurannya bulan November 2014. Program ini dijalankan karena kurangnya akses terhadap sanitasi layak di NTT, yang hanya 30,5 persen saja.
"Berdasarkan data kami di Kabupaten Sumba Barat, hanya 66 persen sekolah dasar yang memiliki akses ke air bersih dan hanya 51 persen sekolah yang memiliki fasilitas jamban," ujar Ricardo Caivano, Country Director Save The Children.
Program kerjasama ini akan menjangkau sekolah dasar di dua kecamatan dari target enam kecamatan yang ingin dijangkau oleh Save The Children. Baik Unilever maupun Save The Children percaya bahwa anak dapat menjadi agen perubahan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. "Dengan mengajarkan sanitasi dan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) pada anak-anak, diharapkan mereka akan menularkannya pada keluarga dan orang-orang disekitarnya," ucap Maria Dewantini Dwianto, Head of corporate Communication PT Unilever Indonesia Tbk.
Project Sunlight juga mengajak dua selebritis, Nugie dan Mona Ratuliu untuk terlibat dalam program edukasi ini. Nugie bahkan terjun langsung ke sekolah di Sumba Barat dengan memberikan informasi sanitasi dan PHBS dengan cara yang menyenangkan yaitu melalui nyanyian. "Bila diajarkan dengan cara yang  menyenangkan, anak-anak pasti akan lebih mudah mengerti," terang Nugie.
Dengan adanya program ini diharapkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat di Sumba Barat semakin meningkat. Meski termasuk dalam daerah terpencil, diharapkan masyarakat dapat teredukasi dengan baik mengenai sanitasi yang layak.    

Pameran Dunia Toilet di Haikou, Tiongkok

Pameran Dunia Toilet di Haikou, Tiongkok

mobile toilet wc

mobile toilet wc

Sosialisasi Teknologi IPAL

Sosialisasi Teknologi IPAL